Selasa, 17 Mei 2011

Teori Pengambilan Keputusan Dalam Penanganan Konflik

Konflik bergerak antar tahapan, tapi tidak selalu mengikuti pola linear, namun tiga tahap konflik membutuhkan strategi manajemen yang berbeda.
Penanganan konflik dapat dilakukan sebagai berikut :
A. Konflik tahap satu :
  1. Membuat suatu proses yang menguji dari dua sisi. Dapatkah suatu kerangka kerja  dibuat sehingga mampu meningkatkan pemahaman satu sama lain.
  2. Bertanyalah jika reaksi itu proporsional dengan keadaan. Apakah kelompok ini membawa sisa emosi dari peristiwa lain.
  3. Identifikasi poin-poin kesepakatan dan bekerjalah menurut poin-poin tersebut. Apakah mungkin untuk melalui rintangan konflik dengan melihat seluruh gambaran yang ada.
B. Konflik tahap dua :
  1. Buatlah suasana yang aman. Ciptakan suatu lingkungan dimana setiap orang merasa aman, dengan membuat suasana informal, tetapkan kawasan netral, milikilah agenda, tetap berada dalam kendali, atur nada supaya menjadi ringan dan mudah di atur.
  2. Tegaslah terhaap fakta, tapi lunak terhadap orang. Ambil penambahan waktu untuk mendapatkan setiap detail, klarifikasikan generalisasi, pernyataan yang akurat, fakta tidak ada yang tercecer.
  3. Buatlah pekerjaan resmi sebagai pekerjaan tim, bagilah tanggung jawab sehingga setiap orang mempunyai alternatif untuk dapat menyesuaikan diri. Tekankan pentingnya kesamaan tanggung jawab. Jangan membawa beban kepada kelompok, yang mana akan membuat kecenderungan manajer berada dalam konflik.
  4. Carilah kesepakatan minimal, tapi tidak dianjurkan membuat kompromi. Dapat secara tidak langsung mengorbankan poin yang menjadi harapan. Disamping secara kreatif mencari kesepakatan  minimal dengan memfokuskan pada poin yang telah disepakati.
  5. Berikan waktu untuk menarik kelompok yang bersaing menerima kesepakatan  tanpa memberikan konsesi atau mengeluarkan tekanan.
  6. Ini adalah upaya keras dan sulit untuk mendudukan orang yang sedang bersaing untuk berada dalam satu meja atau duduk dalam satu tingkatan.
C. Konflik tahap tiga :
  1. Detail adalah penting. Adanya campur tangan tim luar harus mau memperhatikan setiap detail. Menyelami dan memperhitungkan emosi negatif.
  2. Perusahaan harus menyediakan waktu tambahan untuk mewawancarai semua orang yang terlibat dalam konflik.
  3. Alasan dan logika tidak efektif untuk menyadarkan kelompok yang sedang bertikai untuk mengakhiri konflik. Karena setiap orang intensitas konfliknya berada pada tahap tiga, identifikasikan individu yang kadar konfliknya berada pada tahap yang lebih rendah dan mulailah mengarahkan kembali individu-individu tersebut, berikan sumber alternatif untuk menyalurkan energinya.
  4. Jelaskan tujuan perusahaan dan ciptakan suasana yang menumbuhkan rasa dituntun sehingga individu yang terlibat konflik itu akan mundur sebagai pemenang. Manajer konflik yang baik mendelegasikan tugasnya kepada orang lain dan mengarahkan kembali jika terjebak dalam pertikaian. Menghargai keahlian setiap orang. Ini bukan berarti semua individu harus menciptakan konflik.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rasa percaya diri diukur oleh sejauh mana Anda dapat akurat mempercayai kebijaksanaan Anda sendiri dan bertindak berdasarkan apa yang Anda ketahui untuk menjadi benar.